Tugas Softskill Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri
Tugas
Softskill
Manajemen
Pemasaran Era Revolusi Industri
Disusun
Oleh :
Rafika
Desi Fianti (15216951)
KELAS
4EA17
FAKULTAS
EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2019
1.Jelaskan secara ringkas tentang
a. Segementasi Pasar Global
Adalah
sebagai proses mengidentifikasi kelompok atau kumpulan pelanggan potensial pada
tingkat nasional maupun sub nasional yang kianya mempunyai persamaan tingkah
laku dalam membeli.
b. Menetapkan sasaran Global
Adalah
tindakan mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang di definisikan dan
kemudian dan kemudian memilih satu atau beberapa diantaranya sebagai calon
dengan potensi yang paling besar. Kriteria untuk mennetukan target ialah untuk
menilai peluang di pasar target global, sama seperti kalau menetapkan satu
negara sebagai sasaran yaitu:
- Besar segmen pasar saat ini
dan potensi pertumbuhan yang diantisipasi
- Persaingan
- Kecocokan dari target
dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan kelayakan untuk mencapai sukses.
Segmentasi
merupakan proses yang dipergunakan oleh pemasar untuk mengelompokkan konsumen
yang mempunyai keinginan dan kebutuhan yang sama.
Menetapkan
sasaran adalah tindakan mengevaluasi dan membandingkan
kelompok yang diidentifikasi dan kemudian memilih satu atau beberapa
diantaranya sebagai calon dengan potensi paling besar.
Kriteria
untuk menentukan target :
1.Besar segmen yang ada
dan potensi pertumbuhan
2.
Persaingan
potensial
3.
Kecocokan
dan kelayakan.
Memilih
strategi pasar sasaran global sebagai berikut:
1.
Pemasaran
global yang tidak membeda-bedakan . Serupa dengan pemasaran missal dalam satu
Negara, pendek kata, serupa dengan melibatkan penciptaan bauran pemasaran yang
sama.
2.
Pemasaran
global terkonsentrasi ialah Menyiapkan bauran pemasaran untuk membidik segmen
tunggal di pasar global.
c. Menentukan posisi produk di
Pasar Global
Pemasaran
menentukan posisi yaitu suatu proses yang dipakai oleh perusahaan untuk
menetapkan suatu citra dibenak konsumen relative, terhadap citra produk yang
ditawarkan oleh pesaing.
Menentukan
posisi teknologi tinggi ( Hi-tech Positioning )
Komputer
pribadi , video dan peralatan stereo, serta mobil merupakan contoh
kategori produk dengan menentukan posisi teknologi tinggi terbukti efektif.
Produk seperti ini sering kali dibeli atas dasar sifat –sifat produk yang
konkret walaupun citra mungkin juga penting. Pembeli biasanya sudah mempunyai
atau berkeinginan memperoleh informasi teknis yang cukup banyak. Dibagi 3 (
tiga ) sebagai berikut:
1. Produk teknis : computer, bahan kimia.
Contoh produk yang pembelinya mempunyai kebutuhan tertentu, perlu banyak
informasi serta mempunyai bahasa yang sama. Mis : pembeli computer di
Eropa dan Amerika mempunyai pengetahuan yang setara mengenai
mikroprosesor 486, hard dis 80 mega, 8 mega RAM.
2.Produk
untuk peminat khusus:
Produk ini tidak terlalu teknis dan lebih berorientasi pada waktu luang atau rekreasi, mempunyai karakteristik
pengalaman yang serupa dan keterlibatan pengguna yang tinggi. Bahasa yang sama
dan simbol yang berkaitan dengan produk seperti itu dapat mengatasi hambatan
bahasa dan budaya. Peralatan olah raga adidas, kamera Canon, contoh produk
untuk peminat khusus yang sukses.
3.Produk yang dapat ditunjukkan kegunaannya : Produk yang berbicara untuk dirinya sendiri dalam iklan sifat dan manfaatnya juga berjalan dengan baik. Kamera instan Polaroid merupakan contoh produk global yang dapat ditunjukkan kegunaannya dan amat sukses.
3.Produk yang dapat ditunjukkan kegunaannya : Produk yang berbicara untuk dirinya sendiri dalam iklan sifat dan manfaatnya juga berjalan dengan baik. Kamera instan Polaroid merupakan contoh produk global yang dapat ditunjukkan kegunaannya dan amat sukses.
Menentukan
posisi sentuhan canggih ( Hi-touch positioning ) adalah kurang memerlukan penekanan
pada informasi khusus & lebih menekankan pada citra.
Pembeli
produk sentuhan canggih juga mempunyai bahasa yang sama dan sekumpulan simbol
yang berkaitan dengan tema kesejahteraan, materialism, dan romantisme. Ada 3 (
tiga ) :
1.
Produk yang memecahkan masalah umum.
Kategori
ini menyediakan manfaat yang berkaitan dengan moment kecil dalam kehidupan .
Iklan yang menayangkan percakapan diantara teman di kafe sambil minum secangkir
kopi atau menghilangkan dahaga dengan minuman ringan disiang hari ditepi pantai
menempatkan produk dipusat kehidupan sehari-hari dan mengkomunikasikan manfaat
yang ditawarkan dengan cara yang dipahami diseluruh dunia.
2.
Produk desa global.
Wangi-wangian
chanel, pakaian mode pendesain, air mineral dan pizza merupakan contoh baik
dari produk yang mempunyai posisi alami kuat diseluruh dunia. Dalam pasar
globalproduk mungkin mempunyai daya tarik global hanya berdasaarkan pada Negara
pembuatnya. Ke-Amerika-an dari Levis, Marlboro, dan Harley-Davidson. Sony
merupakan nama yang sinonim dengan mutu Jepang, Mercedes merupakan perwujudan
insinyur Jerman yang legendaries.
3.
Produk yang menggunakan tema universal
Beberapa
tema iklan dan daya tarik produk dipikirkan cukup mendasar sehingga benar
bersifat transnasional. Tema tambahan adalah materialissme ( kunci untuk citra
oang kaya dan status ), kepahlawanan ( tema termasuk individu
sederhana atau pengorbanan diri ) bermain ( waktu
luang atau rekreasi ) dan prokreasi ( citra masa pacaran
dan romantisme )
Perlu
dicatat bahwa beberapa produk dapat diposisikan dengan lebih dari 1 cara. Misal
: camera canggih dapat diklasifikasikan à produk teknik dan untuk peminat
khusus.Produk lain mungkin diposisikan dalam mode bi-polar artinya sebagai
produk berteknoloogi tinggi sekaligus sentuhan canggih.
d. Pemasaran di Negara
Berkembang
Kekurangan
akan barang dan jasa merupakan masalah sentral dinegara-negara
berkembang dan kebutuhan yang paling menekan adalah memperluas
produksi.Pemasaran adalah disiplin yang menjadi pedoman dalam proses
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Sebelum
memutuskan apakah akan memasuki suatau Negara berkembang, hal-hal yang perlu
dipertimbangkan :
1.
Carilah
informasi lain disamping PNB per kapita. Angka per kapita mungkin
menyembunyikan adanya kelas menengah dalam jumlah besar dalam pasar tadi.
2.
Pertimbangan
Negara-negara berkembang secara kolektif, bukan satu persatu.
3.
Ingat
bahwa tidak semua Negara berkembang sama.
4.
Beri
bobot antara manfaat dan biaya kalau menjadi perusahaan pertama yang
menawarkan suatu produk atau jasa disebuh Negara berkembang.
5.
Tetapkan
batas waktu realistic untuk melihat hasilnya. Karena perbedaan hokum politik
atau kekuatan sosial, berbagai peristiwa mungkin bergerak dengan lambat.
2. Jelaskan dengan
terperinci bagaimana mengusai teknik Pengambilan Keputusan terkait dengan
rantai pasok ( supply chain ) dan rantai nilai ( value
chain )
Konsep
rantai pasok (supply chain) merupakan konsep baru dalam menerapkan
sistem logistik yang terintegrasi, yang merupakan mata rantai penyediaan barang
dari bahan baku sampai barang jadi. (Indrajit dan Djokopranoto, 2002).
Manajemen rantai pasok (supply chain management) produk pertanian
mewakili manajemen keseluruhan proses produksi secara keseluruhan dari kegiatan
pengolahan, distribusi, pemasaran, hingga produk yang diinginkan sampai ke tangan
konsumen. Jadi Sistem Manajemen Rantai Pasok dapat didefinisikan sebagai satu
kesatuan sistem pemasaran terpadu yang mencakup keterpaduan produk dan pelaku
guna memberikan kepuasan pada pelanggan.
Berdasarkan
konsep supply chain terdapat tiga tahapan dalam aliran
material. Bahan mentah didistribusikan ke manufaktur membentuk suatu
sistem physical supply, manufaktur mengolah bahan mentah, dan
produk jadi didistribusikan kepada konsumen akhir membentuk suatu physical
distribution (Marimin dan Maghfiroh,2010). Aliran material tersebut
dapat dilihat pada Gambar 1. Pola aliran material pada Gambar 1 menunjukkan
bahwa bahan mentah didistribusikan kepada supplier dan manufacture yang
melakukan pengolahan, sehingga menjadi barang jadi yang siap didistribusikan
kepada customer melalui distributor. Aliran produk terjadi
mulai dari supplier hingga ke konsumen, sedangkan arus balik
aliran ini adalah aliran permintaan dan informasi. Permintaan dari customer diterjemahkan
oleh distributor dan distributor menyampaikan pada manufacture,
selanjutnya manufacture menyampaikan informasi tersebut
pada supplier. Rantai pasokan mencakup keseluruhan interaksi antara
pemasok, perusahaan manufaktur, distributor, dan konsumen (Siagian, 2005).
Analisis Value
Chain memandang perusahaan sebagai salah satu bagian dari rantai nilai
produk. Rantai nilai produk merupakan aktifitas yang berawal dari bahan mentah
sampai dengan penanganan purna jual. Rantai nilai ini mencakup aktivitas yang
terjadi karena hubungan dengan pemasok, dan hubungan dengan
konsumen. Aktifitas ini merupakan kegiatan yang terpisah tapi
sangat tergantung satu dengan yang lain. (Porter, 2001). Analisis Value
Chain membantu manajer untuk memahami posisi perusahaan pada rantai
nilai produk untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Weiler et all, 2004,
menyatakan bahwa pendekatan Analisis Value Chain dan Value
Coalitions merupakan pendekatan terbaik dalam membangun nilai
perusahaan kearah yang lebih baik.
Dengan demikian, berdasarkan berbagai definisi supply
chain management sebagaimana telah disampaikan, dapat ditarik hal umum bahwa
supply chain management adalah semua kegiatan yang terkait dengan aliran
material, informasi dan uang di sepanjang supply chain. Lebih jauh
cakupan supply chain management akan meliputi hal-hal berikut:
|
Bagian
|
Cakupan kegiatan antara
lain
|
|
Pengembangan produk
|
Melakukan riset pasar,
merancang produk baru, melibatkan supplier dalam perancangan
produk baru
|
|
Pengadaan
|
Memilih supplier,
mengavaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan
komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan
dengan supplier
|
|
Perencanaan &
Pengendalian
|
Demand planning, peramalan permintaan,
perencanaan kapasitas, perancanaan produksi dan persediaan
|
|
Operasi atau
Produksi
|
Eksekusi produksi,
pengendalian kualitas
|
|
Pengiriman atau
Distribusi
|
Perencanaan jaringan
distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan
perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di tiap
pusat distribusi
|
Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)
Hal
penting yang menjadi dasar pemikiran pada konsep ini adalah focus pada
pengurangan kesia-siaan dan mengoptimalkan nilai pada rantai pasokan yang
berkaitan. Dengan demikian Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain
Management dapat didefinisikan sebagai pengelolaan berbagai kegiatan
dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan transformasi
sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi dan
diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen melalui sistim distribusi. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan mencakup pembelian secara tradisional dan berbagai kegiatan
penting lainnya yang berhubungan dengan supplier dan distributor. Supply Chain
Management meliputi penetapan:
· Pengangkutan.
· pembayaran secara tunai atau
kredit (proses transfer)
· supplier
· distributor dan pihak yang
membantu transaksi seperti Bank
· Hutang maupun piutang
· Pergudangan
· Pemenuhan pesanan
· Informasi mengenai ramalan
permintaan, produksi maupun pengendalian persediaan.
Proses
Supply Chain Management
Proses
supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah, produk
setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai
fasilitas yang terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila
digambarkan dalam bentuk bagan akan nampak sebagai berikut:
Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)
Bagan
di atas menunjukkan bahwa supply chain management adalah koordinasi dari
material, informasi dan arus keuangan diantara perusahaan yang berpartisipasi.
·
Arus
material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui
rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang
dan pembuangan
·
Arus
informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status
pesanan
·
Arus
keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal
pembayaran, penetapan kepemilikan dan pengiriman
Proses
mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu adalah sebagai berikut:
Chain 1: Supplier
Chain 1: Supplier
Jaringan
yang bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama,
dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam
bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies,
suku cadang dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dalam arti
yang murni, ini termasuk juga supplier’s suppliers atau sub-suppliers. Jumlah
supplier bisa banyak atau sedikit, tetapi supplier’s suppliers biasanya
berjumlah banyak sekali.
Chain
1 – 2: Supplier – Manufacturer
Rantai
pertama dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu manufacturer atau plants
atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan
membuat, memfabrikasi, meng-assembling, merakit, mengkonversikan, atau pun
menyelesaikan barang (finishing). Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah
mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya inventories bahan baku,
bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers,
manufacturer dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak
jarang penghematan sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh dari
inventory carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier
partnering misalnya, penghematan tersebut dapat diperoleh.
Chain
1 – 2 – 3: Supplier – Manufactures – Distributor
Barang
sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai disalurkan kepada
pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang ke pelanggan,
yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian
besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang
distributor atau wholesaler atau pedagang dalam jumlah yang besar, dan pada
waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada
retailer atau pengecer.
Chain
1 – 2 – 3 – 4: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet
Pedagang
besar biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri atau dapat juga menyewa dari
pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke
pihak pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan
dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain
kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke
toko pengecer (retail outlet).
Chain
1 – 2 – 3 – 4 – 5: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet –
Customer
Dari
rak-raknya, para pengecer atau retailer ini menawarkan barangnya langsung
kepada para pelanggan, pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk
outlet adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swayalan, atau koperasi
dimana konsumen melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan ini
adalah mata rantai terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu
dari pembeli (yang mendatangi retail outlet) ke real customer dan real user,
karena pembeli belum tentu pengguna akhir. Mata rantai supply baru benar-benar
berhenti setelah barang yang bersangkutan tiba di real customers dan real user.
Supply
Chain Economics
Pedagang
besar maupun eceran membeli semua yang akan dijual, tetapi tidak demikian
halnya untuk perusahaan manufaktur, karena banyak input yang diperlukan
perusahaan untuk menghasilkan output. Oleh karena itu agar operasional berjalan
secara efektif dan efisien maka adakalanya dihadapkan pada keputusan untuk
membuat atau membeli serta konsep Outsourcing
1) Keputusan Membuat atau
Membeli
Adapun
berbagai pertimbangan yang ada dalam keputusan tersebut diantaranya
dijabarkan pada tabel berikut:
|
Alasan Membuat
|
Alasan Membeli
|
|
|
1
|
Biaya produksi yang lebih
rendah
|
Biaya perolehan lebih
rendah
|
|
2
|
Pemasok kurang cocok.
|
Menjaga komitmen pemasok
|
|
3
|
Memastikan pemasok yang
memadai dan manajemen
|
Mendapatkan keahlian
tehnis
|
|
4
|
Pemanfaatan tenaga kerja
berlebih
|
Kapasitas tidak
memadai
|
Sumber : Heizer (2004; 417)
2) Outsourcing
Adalah
memindahkan aktifitas perusahaan yang dimiliki dalam konsep tradisional kepada
supplier eksternal. Outsourcing merupakan tren yang kontinyu yang mengarah pada
efisiensi melalui konsep spesialisasi sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi
pada core competencies yang dimiliki. Dengan outsourcing tidak ada tangible
product dan transfer. Perusahaan kontraktor biasanya menyediakan sumber
daya yang dibutuhkan untuk menyempurnakan aktifitasnya. Sumber daya ditransfer
ke perusahaan pemasok yang meliputi: fasilitas, orang dan peralatan. Pada saat
sekarang, banyak perusahaan melakukan outsourcing berbagai keperluan
diantaranya: teknologi informasi, pekerjaan akuntansi, fungsi hokum dan juga
produk-produk perakitan. Sebaliknya banyak perusahaan yang bergerak dibidang
Teknologi informasi maupun Prosesing data menyediakan outsourcing bagi berbagai
jenis perusahaan yang memerlukannya.
Referensi

Comments
Post a Comment